Beranda | Artikel
Bagaimana Cara Menjadi Mahir Al-Quran? – Syaikh Saad al-Khatslan #NasehatUlama
1 hari lalu

https://youtu.be/UKHLksVhehU

Apa makna Mahir Al-Quran (yang disebutkan dalam hadits)? Dan bagaimana seorang Muslim dapat mencapai tingkat ini?

Mahir maknanya adalah terampil dan cakap. Yaitu orang yang menghafal al-Quran dan mampu membacanya dengan lancar, penuh penguasaan, dan kemahiran.

Maka, orang seperti ini punya kedudukan yang tinggi. Ia akan bersama para Malaikat yang mulia dan taat.

Sedangkan orang yang membaca al-Quran dengan terbata-bata dan merasa kesulitan maka ia mendapat dua pahala: pahala membaca dan pahala atas kesulitan membacanya.

Ini menunjukkan keutamaan mempelajari al-Quran, dan seorang Muslim hendaknya mahir dalam al-Quran.

Bacaan al-Quran tidaklah dapat dipelajari kecuali dengan belajar secara langsung. Jibril mendapatkannya secara langsung dari Allah ‘Azza wa Jalla. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam mendapatkannya secara langsung dari Jibril. Sedangkan umat Islam mendapatkannya langsung dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Oleh sebab itu, barang siapa yang ingin menghafal al-Quran, maka ia belajar dengan guru al-Quran yang ahli. Sekarang ini, banyak masjid yang memiliki guru al-Quran yang ahli.

Atau ia dapat memanfaatkan rekaman audio dan tilawah yang ada di YouTube, dan lain sebagainya. Ia dapat mendengar satu ayat, lalu mengulang-ulangnya.

Namun, yang terpenting adalah ia melafazkannya dengan benar. Ada sebagian orang punya ketekunan, dan punya kesabaran, serta kepiawaian dalam mendalami bacaan al-Quran al-Karim.

Namun ada sebagian orang yang kesulitan dalam membacanya. Orang yang kesulitan membacanya akan mendapat dua pahala: pahala bacaan dan pahala kesulitan dalam membacanya.

Sedangkan orang yang mahir, terampil, dan ahli, yang membaca al-Quran dari hafalannya, menerapkan hukum-hukum tajwidnya, dan membacanya dengan suara yang merdu, serta membacanya siang dan malam, inilah yang dimaksud dalam hadits itu:

“Orang yang mahir al-Quran akan bersama para malaikat yang mulia dan taat…” (HR. Muslim).

Namun, orang yang terbata-bata dan kesulitan dalam membaca al-Quran, tetap mendapat pahala, bahkan mendapat dua pahala. Ia mendapat dua pahala, tapi di bawah derajat orang yang mahir al-Quran. Namun keduanya dalam kebaikan, yang mahir dan yang terbata-bata, sama-sama dalam kebaikan.

Benar.

====

مَا مَعْنَى الْمَاهِرِ بِالْقُرْآنِ؟ كَيْفَ يَصِلُ الْمُسْلِمُ إِلَى هَذِهِ المَرْحَلَةِ؟

الْمَاهِرُ مَعْنَاهُ الْحَاذِقُ الْمُتْقِنُ الَّذِي حَفِظَ الْقُرْآنَ وَأَصْبَحَ يَتْلُوْهُ بِحِذْقٍ وَدِرَايَةٍ وَمَهَارَةٍ

فَهَذَا مَنْزِلَتُهُ عَلِيَّةٌ يَكُونُ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ

بَيْنَمَا الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَعَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ أَجْرُ التِّلَاوَةِ وَأَجْرُ الْمَشَقَّةِ

وَهَذَا يَدُلُّ عَلَى فَضْلِ تَعَلُّمِ الْقُرْآنِ وَأَنَّ الْمُسْلِمَ يَنْبَغِي أَنْ يَكُونَ مَاهِرًا فِيْهِ

وَالْقُرْآنُ لَا يُؤْخَذُ إِلَّا بِالتَّلَقِّي تَلَقَّاهُ جِبْرِيلُ مِنَ الرَّبِّ عَزَّ وَجَلَّ وَتَلَقَّاهُ نَبِيُّنَا مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ جِبْرِيلَ وَتَلَقَّتْهُ الْأُمَّةُ مِنْ مُحَمَّدٍ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ

وَلِذَلِكَ مَنْ أَرَادَ أَنْ يَحْفَظَ الْقُرْآنَ فَإِمَّا أَنْ يَذْهَبَ لِمُقْرِئٍ مُتْقِنٍ وَيُوجَدُ الْآنَ فِي كَثِيرٍ مِنَ الْمَسَاجِدِ يُوجَدُ فِيهَا مُقْرِئُوْنَ

أَوْ أَنَّهُ يَسْتَفِيدُ مِنْ أَشْرِطَةٍ وَالتِّلَاوَةِ الَّتِي عَلَى الْيُوْتِيُوبِ وَنَحْوِ ذَلِكَ يَسْتَمِعُ لِلْآيَةِ ثُمَّ يُكَرِّرُهَا

لَكِنَّ الْمُهِمَّ أَنْ يَنْطِقَهَا النُّطْقَ الصَّحِيحَ لِأَنَّ بَعْضَ النَّاسِ عِنْدَهُ جَلَدٌ وَعِنْدَهُ يَعْنِي صَبْرٌ وَحِذْقٌ فِي الْمَهَارَةِ فِي تِلَاوَةِ الْقُرْآنِ الْكَرِيمِ

وَبَعْضُ النَّاسِ يَشُقُّ عَلَيْهِ فَالَّذِي يَشُقُّ عَلَيْهِ لَهُ أَجْرَانِ أَجْرُ التِّلَاوَةِ وَأَجْرُ الْمَشَقَّةِ

لَكِن الْمَاهِرُ الْحَاذِقُ الْمُتْقِنُ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ عَنْ ظَهْرِ الْقَلْبِ يُطَبِّقُ أَحْكَامَ التَّجْوِيْدِ يَقْرَأُهُ بِصَوْتٍ حَسَنٍ يَتْلُوهُ آنَاءَ اللَّيْلِ آنَاءَ النَّهَارِ هَذَا هُوَ الْمَقْصُودُ فِي الْحَدِيثِ

الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ

لَكِنَّ هَذَا يَعْنِي أَيْضًا الَّذِي يَتَتَعْتَعُ فِي الْقُرْآنِ وَيَشُقُّ عَلَيْهِ أَيْضًا لَهُ أَجْرٌ بَلْ لَهُ أَجْرَانِ لَهُ أَجْرَانِ لَكِنَّهُ دُونَ مَنْزِلَةِ الْمَاهِرِ بِالْقُرْآنِ يَعْنِي فِي كُلٍّ خَيْرٌ الْمَاهِرُ وَالْمُتَتَعْتِعُ كُلٌّ فِي خَيْرٍ

نَعَمْ


Artikel asli: https://nasehat.net/bagaimana-cara-menjadi-mahir-al-quran-syaikh-saad-al-khatslan-nasehatulama/